Senin, 28 Februari 2011

RESENSI BUKU “KISAH INDONESIA LEWAT GOYANG DANGDUT”

Dalam sebuah artikel Wiliam H Fredick (1982) menyatakan bahwa dangdut bisa mempresentasikan “prisma yang peka dan bermanfaat untuk melihat masyarakat Indonesia”. Sebagai etinomusikolog, analis Andrew bertumpu pada kecermatan pengamatan dan kekayaan data yang dihimpun dalam studi lapangannya di Indonesia tahun 2005 dan 2007. Dia mewawancarai composer, pengaransemen, musisi, produser dan penggemar music dangdut. Menggunakan pendekatan antardisiplin yang memadukan analisis etinomusikologis, antropologi media, dan kajian budayamengubungkan property estetik dan penggunaan efek music dangdut dan kondisi social material Indonesia modern. Bagi Weintrub, lagu dangdut itu sendiri membentuk cerita-cerita (hal16) tentang Indonesia. Cerita music dangdut dibingkai dalam sembilan bab yang menggambarkan perkembangan dangdut dari tahun 1945 hingga kini.
Pada bab 3, Weintrub mengisahkan generasi pertama bintang dangdut, seperti Elyana Kadam, Munif Bahasuan, dan A Rafik, untuk mengilustrasikan hubungan antara orchestra melayu dan dangdut 1960-an. Pada bab 4, kontruksi makna “rakyat” dalam dangdut menjadi sorotan. Artikulasi dangdut dan rakyat bekerja dalam tiga level : (1) dangdut adalah rakyat, (2) dangdut untuk rakyat, (3) dangdut figure rakyat. Figure “raja dangdut” Rhoma Irama adalah representasi dari pandangan “dangdut untuk rakyat”. Pada bab 5, mengisahkan ekspansi dan perluasan pasar music dangdut menjadi music nasional yang memunculkan genre seperti, “sweet dangdut”, “pop dangdut”, “rock dangdut”, dan “mandarin dangdut”. Disertai penyanyi dan grup pendukungnya.
Selanjutnya, dikisahkan pula pada bab 6, bahwa berkat televise pada tahun 1990-an, bangsa ini menjadi “bangsa dangdut”. Televisi mengangkat ini ke lingkungan keluarga kelas menengah atas sehingga mengangkat popularitas dangdut sampai go International. Akan tetapi dalam bab 7 dijelaskan, bahwa dangdut terlibat dalam wacana morlitas dalam betuk islam ang terpolitisi dalam kontroversi goyang ngebor yang melejitkan nama Inul Daratista. Perkembangan lainnya yang menarik, munculnya “goyang dangdut” daerah pada bab 8.
Sebagaimana diakui Weintraub, setiap orang memiliki cerita untuk dikisahkan meski tak seorangpun yang pernah mendengarnya. Cerita itulah yang dapat dinarasikan dalam karyanya yang penting bagi pengkaji budaya dan music ini.
Sumber IDI SUBANDY IBRAHIM

1 komentar: